Hal Dasar dalam Perencanaan Keuangan

 
Hal Dasar dalam Perencanaan Keuangan

Apa yang Anda lakukan saat ini dalam perencanan keuangan, akan berpengaruh bagi kehidupan Anda di masa mendatang. Tiga hal yang umum dijumpai dalam perencanaan keuangan adalah masalah pelunasan kartu kredit, persiapan dana darurat dan investasi yang tepat. Seiring perubahan usia Anda, cara melakukan ketiga hal tersebut juga berbeda.

Natalie Taylor, perencana keuangan pada LearnVest Planning Services, sebagaimana dikutip Forbes, merinci lebih lanjut 3 hal tersebut dan bagaimana sebaiknya melakukannya pada usia 20-an, 30-an, 40-an, dan 50-an. Beberapa hal diantaranya mungkin cocok Anda terapkan dalam manajemen keuangan Anda.

Hal dasar yang sebaiknya dilakukan di usia 20an.

Menurut Taylor, usia 20-an merupakan saat yang tepat untuk menetapkan dasar kuat bagi masa depan sejahtera. Mulailah belajar membuat anggaran sederhana dan mencatat pengeluaran. Periksalah dalam beberapa bulan apakah Anda cukup realistis dan bisa tertib menjalan anggaran yang telah ditetapkan. 

Pada usia ini, perencanaan keuangan tidaklah rumit karena Anda masih belum fokus pada urusan membeli rumah, dan memulai sebuah keluarga.

1. Lunasi tepat waktu hutang kartu kredit.

Menunda pembayaran kartu kredit, bisa berakibat kelupaan sehingga terkena beban bunga dari pihak bank. Bank penerbit bisa mengenakan biaya keterlambatan hingga 3%. Untuk itu gunakan kartu kredit dengan bijaksana, dan lunasi semua tagihan tepat waktu.

2. Siapkan dana darurat

Jangan lupa untuk mempersiapkan dana darurat,  bisa 3 – 6 kali dari pendapatan bulanan Anda. Untuk itu Taylor menyarankan Anda men-setting auto debet ke rekening tabungan terpisah agar Anda tidak mudah tergoda menggunakannya.

3. Biasakan investasi untuk masa depan / pensiun.

Walaupun masih jauh hingga masa pensiun, tapi biasakanlah untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk investasi di masa depan nantinya.

Karena semakin muda Anda berinvestasi, maka nilai yang diinvestasikan tidak sebesar jika Anda telat berinvestasi.  Lihat perbandingannya pada artikel “Persiapan Pensiun dengan Reksa Dana“.

Hal dasar yang sebaiknya dilakukan di usia 30an.

Pada usia 30-an, tujuan-tujuan keuangan terlihat sedikit lebih rumit. Banyak orang pada posisi ini masih repot mengurusi tagihan kartu kredit dan aneka pinjaman kecil-kecil lainnya, berusaha menyisihkan dana darurat, tetapi juga ingin menabung untuk membayar uang muka rumah, atau bahkan siap-siap menikah.

Lalu bagaimana jalan mengatasi semua itu?

Jangan bekerja untuk satu tujuan saja dalam satu waktu, tapi hindari pula menetapkan tujuan yang terlalu banyak. “Saya melihat pendapatan seperti selang air,” kata Taylor. “Jika kamu ingin mengisi ember yang banyak, kemungkinan tidak ada ember yang benar-benar penuh terisi.”

Taylor menyarankan untuk mengurangi prioritas keuangan menjadi sekitar 3 saja: membayar hutang-hutang jangka pendek (termasuk kartu kredit), menabung untuk dana darurat, dan berinvestasi untuk hari tua (masa pensiun). Ketiganya harus selalu menjadi prioritas. Begitu Anda mulai memenuhi tujuan keuangan dasar seperti di atas, tidak ada salahnya mulai berusaha mencapai tujuan lain seperti menabung untuk membeli rumah atau persiapan dana pendidikan anak.

1. Hindari hutang kartu kredit.

Kurangi berhutang yang tidak perlu. Lunasi kartu kredit secara penuh, jangan lakukan minimal payment, apabila memang terdesak oleh banyak hutang kartu kredit, lunasi terlebih dahulu hutang yang memberi bunga paling besar.

2. Tertib berinvestasi untuk anak.

Walau anak masih kecil, namun sudah harus diperhitungkan biaya kuliah nantinya. Ada banyak produk investasi jangka panjang untuk pendidikan anak kelak, misalnya reksa dana, saham, dll.

Yang pasti produk perbankan seperti tabungan pendidikan, kurang tepat, karena bunga yang diberikan tidak lebih besar dari inflasi kenaikkan biaya sekolah. Untuk itu pilih produk yang memberi bunga lebih besar dari kenaikkan biaya sekolah.

3. Butuhnya kebutuhan asuransi.

Peristiwa-peristiwa penting dalam keluarga seperti menikah, kelahiran anak, membeli rumah, dll dapat memicu Anda untuk mempertimbangkan kembali apakah kebutuhan asuransi sudah terpenuhi.

Jika Anda punya anggota keluarga, Anda (sebagai kepala keluarga) harus memiliki asuransi jiwa sebagai pengaman keuangan keluarga jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anda.

Untuk perlindungan Anda dan keluarga, disarankan pula untuk menambahkan perlindungan asuransi (rider) cacat tetap akibat kecelakaan atau penyakit yang mengakibatkan Anda tidak bisa bekerja mencari penghasilan.

Mulailah diskusikan perlindungan asuransi yang Anda peroleh di tempat kerja. Jika perlu belilah polis asuransi tambahan dari perusahaan/agen asuransi terpercaya.

Hal dasar yang sebaiknya dilakukan di usia 40an.

Saat ini penting untuk memeriksa kondisi kesehatan keuangan Anda, apakah kondisi Anda sudah mapan. Dana darurat apa masih tersedia 3 – 6 kali penghasilan bulanan Anda.

Lalu bagaimana dengan hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang Anda ? Tidak lupa juga untuk memeriksa investasi yang telah Anda lakukan, apa sudah sesuai dengan harapan di awal investasi. Patut dipertimbangkan untuk mengembangkan aset- aset yang telah dimiliki saat ini.

1. Investasi untuk masa pensiun tetap menjadi prioritas.

Ketahui dengan pasti, berapa kebutuhan pensiun Anda.  Lakukan penambahan investasi jika dirasa masih kurang.

Di negara maju, mahasiswa akan mendapat pinjaman uang kuliah yang dapat dicicil kembali setelah tamat. Karena itu para orang tua biasanya mengutamakan tabungan pensiun daripada menyiapkan dana untuk kuliah anak.

Akan tetapi dalam kasus negara berkembang seperti Indonesia, dana pendidikan sepenuhnya adalah tanggung jawab orang tua. Itulah sebabnya dana pendidikan harus disiapkan sesegera mungkin, sambil tetap menyisihkan untuk investasi pensiun.

2. Fokus pada pengembangan investasi Anda

Meski Anda tidak terlalu memperhatikan manajemen portofolio investasi Anda pada usia 30-an, kemungkinan perkembangan aset Anda sudah mulai terlihat di usia 40-an. Ini adalah masa-masa berpenghasilan memadai, sehingga menjadi waktu yang tepat juga untuk lebih seksama memeriksa, apakah Anda sudah berinvestasi dengan benar.

“Sangatlah penting untuk berinvestasi dengan tujuan yang pasti,” saran Taylor. Artinya bahwa setiap investasi seharusnya memiliki tujuan tersendiri, yang memampukan Anda menyisihkan uang dalam jangka waktu tertentu sesuai profil resiko Anda.

Sebagai contoh jika anak akan kuliah 5 tahun lagi, dan dana pendidikan yang terkumpul 5 tahun kemudian masih belum mencukupi, maka ada baiknya untuk penambahan investasi untuk saat ini pada produk yang Moderat (tidak agresif), katakanlah Reksa Dana campuran.

Jadi perhitungkan dengan matang-matang, produk investasi apa yang harus diambil disesuaikan dengan waktu kapan dibutuhkan.

3. Berbelanja sesuai kebutuhan

Memiliki penghasilan bukan berarti Anda boleh membelanjakan seenaknya. “Banyak orang yang terjebak ke kebiasaan ini pada usia 40-an,” jelas Taylor. “Soalnya segala sesuatu seolah sudah tepat, tidak ada masalah dari sisi keuangan.”

Jadi sebelum memutuskan berlibur ke luar negeri atau melakukan renovasi rumah besar-besaran, pastikan kembali tujuan-tujuan keuangan Anda sudah pada tempatnya.

Segalanya mesti seimbang: menikmati hidup hari ini dengan apa yang Anda beli, tetapi juga tetap pada rencana hari esok. Bila tujuan-tujuan keuangan masih dijalurnya, silahkan lakukan renovasi atau menikmati liburan impian.

Hal dasar yang sebaiknya dilakukan di usia 50an.

Selamat datang ke tahun-tahun “sandwich generation,” dimana Anda merasa terjepit antara mendukung/membiayai anak dan merawat orang tua.

Anda kemungkinan akan banyak mengeluarkan uang, tetapi tetap utamakan diri Anda. Ada banyak yang tetap harus Anda bayar: asuransi, persiapan pensiun, dll.

1. Periksa kembali tujuan-tujuan keuangan Anda

Usia 50-an merupakan masa kunci dalam persiapan pensiun yang semakin mendekat. Pada usia ini Taylor menyarankan Anda untuk semakin tertib dan serius berinvestasi untuk pensiun.

Selain itu, jenis-jenis pilihan investasi juga perlu diperiksa. Fokus Anda sudah harus berpindah dari “pertumbuhan investasi” ke perpaduan “pertumbuhan dan pendapatan.” Anda juga sudah harus mulai mengurangi resiko investasi. Misalnya mengurangi kepemilikan saham dan memindahkannya ke obligasi.

Perhatikan pula biaya-biaya investasi. Mungkin Anda harus berpindah broker yang lebih murah, misalnya. Dana darurat pada posisi ini juga seharusnya sudah tersedia sebesar satu atau dua tahun penghasilan Anda.

2. Utamakan jebutuhan Anda, lalu kebutuhan Anak

“Pada usia 50-an, masih banyak klien yang masih bergumul untuk membiayai anak-anaknya. Meski sangat sulit, selalu utamakan diri Anda,” kata Taylor.

“Waktu terus belalu, dan sudah pasti bahwa akan tiba saatnya Anda tidak akan bekerja lagi.” Karena itu sungguh persiapkan masa pensiun dimana Anda sudah tidak berpenghasilan.

3. Membuat keputusan penting tentang pensiun

“Banyak klien saya yang tidak paham, asuransinya meng-cover apa saja. Atau apa saja yang dibiayai oleh Medicare (Indonesia: BPJS),” papar Taylor.

Ini saatnya untuk belajar.

“Pelajari bagaimana biaya perawatan jangka panjang, lalu lihat keuangan Anda untuk mengetahui dampaknya bila Anda atau pasangan memerlukan perawatan kesehatan, lalu putuskan apakah asuransi merupakan cara tepat untuk itu atau tidak,” jelas Taylor. “Jangan menunda keputusan tersebut sampai usia 60 tahun dimana biaya asuransi menjadi sangat mahal.”

Kesimpulan. 

Berapapun usia Anda, dari penghasilan bulanan, sisihkan lah beberapa % nya untuk disimpan dalam bentuk Dana Darurat. Setelah itu, jangan lupa untuk membeli produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Jika masih ada dana lebih, gunakan untuk investasi di produk yang sesuai dengan profil resiko Anda.

Jangan lupa pula untuk menikmati hidup, terutama jika tujuan-tujuan investasi pensiun Anda sudah berjalan di jalur yang benar.
Tips
Posting Komentar
komentar teratas
Terbaru dulu
Daftar Isi
Tautan berhasil disalin.